Kuch2HoTahu - Proses mengamati kebiasaan 
sehari-hari pasangan adalah part yang tidak terelakkan dari sebuah 
hubungan. Bahkan tanpa kamu rencanakan, kamu akan mengamati bagaimana 
dia saat sedang kesal. Apa yang membuatnya tertawa keras sampai air 
matanya keluar. Pelan tapi pasti kamu tahu camilan apa yang membuatnya 
tidak bisa berhenti makan. Bagaimana dia melirikmu, seperti takut 
dimarahi, sebelum mengambil camilan tambahan.
Bukan cuma soal kebiasaan. Semakin lama hubungan berjalan kamu mulai 
hapal di luar kepala skenario saat kalian bicara. Kalimat apa yang 
sering keluar waktu kalian sedang di fase keras kepala. Bagaimana dia 
merendahkan suara supaya kamu tidak lagi merasa jadi pihak yang salah 
diantara kalian berdua. Walau ini bukan rocket science sebenarnya semua 
yang dia katakan, semua pola pembicaraan kalian ada artinya. Jika 
kata-kata ini yang sering keluar dari mulutnya bisa dipastikan dia akan 
jadi suami yang hangat dan penyayang nantinya!

1. “Kenapa? Aku bisa bantu apa?”
Sebenarnya kamu juga belum yakin sepenuhnya kenapa tiba-tiba mood-mu 
terjun bebas tanpa alasan. Mungkin karena PMS. Atau bisa jadi karena 
alasan sekonyol lapar. Saat kamu sedang mengesalkan seperti ini dia 
datang dengan pertanyaan yang membuatmu berpikir. Apa alasan yang 
membuatmu jadi cemberut, bantuan apa yang bisa dia berikan supaya mood 
mu membaik.
2. “Aku nggak akan melarang. Kamu sudah cukup dewasa kok untuk memutuskan.”
Setiap kamu hendak melakukan hal absurd yang sedikit menyerempet bahaya,
 dia tidak akan langsung berkata tidak. Pria ini sudah lebih dari tahu 
bahwa ini hidupmu. Dia tidak akan mengaturmu secara berlebihan hanya 
karena alasan menunjukkan perhatian. Dia memberimu kebebasan. Namun 
tetap jadi pihak yang mengingatkan.
3. “Kangennya coba ditahan dulu. Daripada kamu nggak konsentrasi lho!”
Dibandingkan dengannya, kamu memang lebih mudah kangen dan terbawa 
perasaan. Saat hal ini terjadi semua aktivitasmu sering jadi korbannya. 
Mulai dari kurang konsentrasi sampai ogah bekerja karena rasa kangen 
mendominasi. Dia yang akan jadi suami penyayang nantinya mengingatkanmu 
kalau perasaan kangen boleh saja. Tapi kamu mesti pintar-pintar 
menyiasati supaya tanggung jawabmu tidak jadi korbannya.
4. “Coba jelasin lagi. Pelan-pelan. Biar aku paham.”
Suatu waktu kamu bicara panjang sekali padanya. Bukan karena apa-apa. 
Sebenarnya kamu juga sedang kurang tahu apa yang kamu mau. Karena itu 
kamu berusaha mengungkapkan semua, sebaik yang kamu bisa. Dia tidak 
langsung mengenyitkan kening dan bilang kurang paham apa yang kamu 
minta. Malah dia memintamu untuk menjelaskan semua dengan pelan. Supaya 
dia segera paham.
5. “Terus maunya gimana? Bisa kan kita obrolin sama-sama….”
Kamu kesal. Hampir menyerah. Kamu merasa dia tidak memahami apa yang 
kamu mau. Bukan cuma itu. Dia juga tidak berusaha masuk ke dalam isi 
kepalamu. Saat seperti ini dia hanya bertanya, “Ya udah….bisa kan kita 
obrolin sama-sama.”
6. “Kamu pikir aku bisa baca pikiran, Sayang? Coba cerita deh biar aku paham.”
Dia tidak berusaha menjadi orang yang paling tahu isi kepalamu. 
Alih-alih berusaha mengikuti jalan pikiranmu dia malah minta kamu 
bicara. Sebab tanpa itu dia tidak akan tahu apa-apa.
7. “Kalau kita menikah nanti aku nggak akan langsung bisa jadi suami idaman. Tapi aku bisa belajar.”
Dia tidak menjanjikan banyak hal sampai mulutnya berbusa. Dia tidak 
berjanji akan jadi pria yang langsung bisa merapikan baju kotornya tanpa
 diminta. Dia juga tidak menjanjikan kalau dia dijamin bisa selalu bisa 
membuatmu bahagia. Tapi kamu selalu tahu kalau dia akan berusaha.
hipwee.com
 
 
 
 
 
 
 
 
